Kitabul Jami': Hadits Pertama (Bagian 3)

 


بسم الله الرحمن الرحيم

2. Diperbolehkan memeluk dan mencium kepala seorang alim ulama.

3. Jika engkau diundang maka hadirilah uindangannya, Allah تعالى berfirman dalam surah al-Ahzab ayat 53,

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَدۡخُلُوۡا بُيُوۡتَ النَّبِىِّ اِلَّاۤ اَنۡ يُّؤۡذَنَ لَـكُمۡ اِلٰى طَعَامٍ غَيۡرَ نٰظِرِيۡنَ اِنٰٮهُ وَلٰـكِنۡ اِذَا دُعِيۡتُمۡ فَادۡخُلُوۡا فَاِذَا طَعِمۡتُمۡ فَانْتَشِرُوۡا وَلَا مُسۡتَاۡنِسِيۡنَ لِحَـدِيۡثٍ ؕ اِنَّ ذٰلِكُمۡ كَانَ يُؤۡذِى النَّبِىَّ فَيَسۡتَحۡىٖ مِنۡكُمۡ وَاللّٰهُ لَا يَسۡتَحۡىٖ مِنَ الۡحَـقِّ ؕ وَاِذَا سَاَ لۡتُمُوۡهُنَّ مَتَاعًا فَسۡـَٔـــلُوۡهُنَّ مِنۡ وَّرَآءِ حِجَابٍ ؕ ذٰ لِكُمۡ اَطۡهَرُ لِقُلُوۡبِكُمۡ وَقُلُوۡبِهِنَّ ؕ وَمَا كَانَ لَـكُمۡ اَنۡ تُؤۡذُوۡا رَسُوۡلَ اللّٰهِ وَلَاۤ اَنۡ تَـنۡكِحُوۡۤا اَزۡوَاجَهٗ مِنۡۢ بَعۡدِهٖۤ اَبَدًا ؕ اِنَّ ذٰ لِكُمۡ كَانَ عِنۡدَ اللّٰهِ عَظِيۡمًا‏ ٥٣

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya),1 tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari balik tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelahnya (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah."

Dan juga, hadits dari Ibnu Umar رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

"Barangsiapa diundang, dan dia tidak memenuhinya. Sungguh, ia telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya."

Hadits lainnya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 

إِذَا دُعِىَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْوَلِيمَةِ فَلْيَأْتِهَا

“Jika salah seorang di antara kalian diundang walimah, maka hadirilah.” (HR. Bukhari no. 5173 dan Muslim no. 1429). 

Sehingga, wajib hukumnya hadir di acara pernikahan seorang muslim jika diundang. Kecuali, ada halangan; seperti sakit, hujan dan lainnya. Namun, haram menghadiri acara pernikahan yang terdapat kemaksiatan (seperti joget dan minum-minum). Untuk acara selain walimah, hukumnhya sunnah.


4. Apabila diminta nasihat maka berilah nasihat, Allah تعالى berfirman dalam surah al-A'raf ayat 68,

اُبَلِّغُكُمۡ رِسٰلٰتِ رَبِّىۡ وَاَنَا لَـكُمۡ نَاصِحٌ اَمِيۡنٌ‏ ٦٨

"Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan pemberi nasehat yang terpercaya kepada kamu."

Hukum memberi nasihat adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban tersebut jatuh jika dilaksanakan oleh salah seorang dari suatu kelompok.

Kemudian, apabila ada yang meminta nasihat. Maka, wajib memberi nasihat baginya. Jika tidak meminta nasihat, maka tidak wajib memberi nasihat kepadanya. Namun, memberi nasihat merupakan akhlak seorang muslim yang terpuji. Apabila ia melaksanakan nasihat tersebut, maka ia mendapat pahala yang sama.

5. Apabila seorang muslim bersin dan mengucapkan "Alhamdulillaah", maka jawab dengan "Yarhamukallah"

6. Apabila seorang muslim sakit, maka jenguklah.

7. Apabila ada seorang muslim meninggal, maka antarlah jenazahnya yang mana hukumnya sunnah.


والله أعلم با الصواب

Lebih baru Lebih lama